Opini Terhadap Kurikulum 2013

   Baru-baru ini ramai sekali di dunia maya memperbincangkan tentang kurikulum 2013, banyak yang membuat meme-meme khas untuk membuat candaan-candaan tentang 2013 seperti dibawah ini:


   
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berorientasi pada siswa, jadi siswa dibiarkan belajar dengan aktif bertanya dan diberikan buku agar bisa mendalami pelajaran dengan grup belajarnya. Hal yang paling dikelukan oleh siswa adalah banyaknya tugas yang diberikan oleh guru dan jam sekolah menjadi lebih sore.

Seperti yang kita ketahui, anak-anak yang masih pelajar dari SD - SMA tentunya juga perlu pengembangan diri, bukan hanya sekedar memperdalam akademik. Karena tidak semua orang pintar dalam akademik. Banyak anak yang nilai akademiknya jelek, tetapi ternyata dia adalah atlet basket, perlu latihan 3 kali seminggu karena banyaknya jadwal pertandingan yang akan dijalani. Lalu bagaimana aktivitas mereka di luar sekolah? Sekolah adalah yang utama, tapi apakah mereka tidak punya hak untuk  mengembangkan diri mereka? dan pada akhirnya tidak semua orang akan menjadi ilmuwan, doktor, dan professor.

Menurut saya, pelajaran yang dipelajari di sekolah-sekolah di Indonesia masih terlalu banyak. Sewaktu saya masih di bangku SMA dulu, saya mempelajari 13 mata pelajaran, yang tidak terlalu relevan dengan mata kuliah yang akan saya ambil nanti. Spesialisasi lebih penting dibandingkan bisa banyak hal tetapi hanya setengah-setengah. Lebih baik satu yang siswa sangat pintar dalam bidang matematika hingga dapat mewakili Indonesia pada olimpiade dunia dibanding semua siswa yang mengerti semua pelajaran dan biasa-biasa saja dalam mengertinya.

Waktu pulang yang terlalu sore dengan niat agar pelajar Indonesia tidak main-main sehabis pulang sekolah juga merupakan keputusan yang tidak bijak. Hanya karena berita-berita di televisi banyak yang memuat tawuran antar pelajar, bukan berarti seluruh siswa di Indonesia sehabis pulang sekolah juga ikut tawuran. Banyak diantara mereka yang orangtuanya telah mengeluarkan biaya untuk mengikuti les tambahan di luar sekolah. Jika mereka pulang sekolah pukul 4 sore, dan langsung ke tempat les pukul 5, serta mengerjakan semua tugas dan PR di tempat les. Mereka akan sampai rumah jam 8-9 malam, pulang ke rumah sudah terlalu lelah dan hanya bisa langsung tidur. Akibatnya waktu untuk bersosialisasi bersama keluarga pun berkurang.

Tentang minat dan bakat, jika seluruh hari-hari mereka dihabiskan untuk sekolah, les, tugas, otomatis waktu yang mereka luangkan untuk mengembangkan diri mereka terhadap bakatnya pun menjadi berkurang. Misalnya siswa yang sangat berbakat bermain piano, tentunya harus menyediakan waktunya setiap hari minimal 1 jam untuk latihan. Tetapi kalau terlalu sibuk dengan tugas-tugas sekolahnya, lalu waktu untuk mengembangkan dirinya jadi berkurang. Padahal sebaik-baik pekerjaan adalah hobby yang dijadikan pekerjaan (nantinya).


Kesimpulannya, belajar adalah yang utama, tetapi kita tidak bisa melupakan aspek-aspek yang dapat mengembangkan diri kita lebih dari orang lain. Setiap siswa masih punya hak untuk bermain, berilah tugas sewajarnya dan jangan menuntut siswa untuk baik di semua pelajaran. Karena sekali lagi, tidak semua orang baik di akademik, banyak juga siswa yang potensinya lebih terlihat di luar akademik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar